Cerita Pelaku UMKM Bisa Naik Omzet Lewat Pendanaan Fintech

Oleh Kak Min, 15 Nov 2023
Industri Fintech, singkatan dari financial technology adalah sektor yang terus berkembang pesat yang menggabungkan teknologi dengan layanan keuangan untuk menciptakan inovasi dan efisiensi dalam cara kita mengelola uang, berinvestasi, dan bertransaksi.

Kini sangat banyak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bisa mengakses pendanaan melalui fintech dan umumnya mereka mengakui adanya dampak positif dari Fintech Peer-to-peer (P2P) Lending, karena melalui Asosiasi Fintech juga para palaku usaha akan merasa aman dan terlindungi.

Beberapa diantaranya meyebutkan adanya peningkatan omzet hingga berkali-kali lipat. Hal ini dapat dirasakan para pelaku usaha sebab prosedur pengajuan yang mudah, tanpa agunan aset dan nominal pinjaman yang mencapai Rp2 miliar menjadi daya tarik bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya.

Merujuk penelitian tahun 2023, diperkirakan bahwa kebutuhan pembiayaan untuk UMKM pada tahun 2026 mencapai Rp 4.300 triliun. Namun, ketersediaan dana hanya mampu memenuhi sekitar Rp 1.900 triliun, menyebabkan terjadinya kesenjangan kredit sebesar Rp 2.400 triliun.

Industri fintech lending melihat hal itu sebagai peluang untuk dapat terus berinovasi melayani masyarakat dan membawa dampak langsung bagi perekonomian Indonesia.

Kisah Para Penerima Pinjaman dari Fintech Lending

Kisah pertama datang dari Yuari Trantono (Ari), pemilik PT Pangan Nusantara. Ari menceritakan bahwa pendanaan dari ALAMI Sharia mampu meningkatkan keuntungan usahanya.

Saat ini, omzet usahanya sudah mencapai 6 ton per hari, berbentuk frozen food yang akan didistribusikan ke hotel, restoran dan catering (horeka), maupun ke pabrik-pabrik di Indonesia yang kemudian diolah menjadi bakso dan sosis.

Ari sudah menjalankan bisnisnya sejak tahun 2013 yang mana pada saat itu bisnisnya berupa trading sapi dan dijalankan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena adanya banjir daging impor, membuat bisnisnya tersebut harus ditutup dan merintis bisnis daging beku.

“Kendala sebagai pelaku UMKM itu tidak jauh karena tidak punya aset, saya sendiri juga merintis bisnis ini dulu dengan modal sendiri yang terbatas. Hingga akhirnya saya mengajukan pinjaman kepada Alami Syaria, Alhamdulillah ada peningkatan. Kami sekarang ini sewa lahan untuk gudang,” kata Ari saat dijumpai di lokasi usahanya di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (30/10/2023).

PT Pangan Nusantara sendiri telah memperoleh pembiayaan mencapai sekitar Rp 1,2 M dari plafon Rp 2 miliar dengan proses relatif mudah, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan laba usahanya.



Cerita lainnya datang dari sebuah keluarga yang memiliki usaha bakso keliling di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur.

Sumarni bersama anaknya, Tuti Sumiati menceritakan pengalamannya setelah memperoleh pinjaman dari Mekar Fintech Lending melalui KSP Dwi Tunggal sebesar Rp 40 juta yang digunakan untuk modal usaha yakni membeli sebuah gerobak baru untuk berjualan keliling.

“Usaha saya dan suami itu jualan bakso keliling. Tahun 2020 kemarin kita sempat terkena dampak covid, dagangan kita menurun. Tapi sekarang Alhamdulillah berkat bantuan fintech, kita tetap bisa berjalan,”ungkap Tuti kepada media di kediamannya.

Pembiayaan yang diterima oleh Tuti melalui KSP Dwi Tunggal adalah pendanaan dari koperasi yang menyasar pelaku usaha wanita dan yang merupakan pensiunan. Untuk mengajukan pinjaman, syarat yang dibutuhkan sebagai agunan adalah SK pensiun sang ibu dan cicilan pembayaran dipotong langsung dari uang pensiun bulanan.

Setelah mendapat pembiayaan dari Mekar melalui KSP Dwi Tunggal, omzet Tuti yang tadinya hanya sekitar Rp 300.000 per hari, kini menjadi Rp 500.000 per harinya.

Berbeda dengan dua penerima pendanaan usaha sebelumnya, Erfianty mendapatkan pendanaan dari OVO Finansial sebab dia merupakan salah satu merchant yang terdaftar dalam ekosistem bisnis OVO.

Usaha yang dijalankan oleh Erfianty adalah Ayam Bakar Madu Hijrah, berlokasi di Jagakarsa. Dulunya, dia memulai usaha ketika pandemi dan hanya mengandalkan penjualan di teras rumahnya.

“Pengajuan pembiayaan saya sangat mudah, saya diberi kepercayaan untuk memperoleh bantuan pinjaman. Alhamdulillah sih lancar dan prosesnya cepat ya, hanya paling lama 2 hari bahkan yang pertama itu Cuma 1 hari,”kata Erfianty ketika memperkenalkan produknya di bazaar Universitas Pancasila.

“Untuk pengajuan, tinggal isi data saja, lalu pencairan dilihat dari transaksi saya di aplikasi di ekosistem OVO jika sudah cair atau belum. Alhamdulillah tidak ada jaminan,” pungkasnya.

Secara keseluruhan, para pemberi dana pinjaman (fintech lending) menawarkan langkah dan pengajuan yang mudah bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan potensi usahanya. Nilai pinjaman yang disalurkan bagi para pelaku UMKM pun bervariasi, bergantung dari tingkat kemampuan pembayaran dan pertumbuhan usahanya tersebut.  

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © Mitra-Media.com
All rights reserved